Tugas Softskill
Perilaku Konsumen
“Mempengaruhi Sikap dan
Perilaku”
Nama : Ima Mulia Masnaria
NPM : 19211144
Dosen : Tomi Adi Sumiarso, SE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Softskill Perilaku Konsumen yang berjudul Mempengaruhi
Sikap dan Perilaku. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada
dosen saya pak Tomi Adi Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya
untuk menyelesaikan tugas ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik moril maupun material, di dalam penyusunan tugas
Perilaku Konsumen ini. Dan tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para
narasumber informasi yang saya dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini
masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala
saran perbaikan dari semua pihak dangat di harapkan sebagai bahan perbaikan
untuk penyusunan tugas-tugas berikutnya. Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas
saya mendapat nilai yang baik, dan tugas ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran saya dalam materi Perilaku Konsumen.
Bekasi, 14 Januari 2014
Ima Mulia Masnaria
PENGARUH SIMPATI TERHADAP INTERAKSI PERGAULAN
ANAK KOST
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Manusia selain makhluk individual
adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan
adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang
lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi.
Kehidupan kelompok tidak terlepas dari
adanya interaksi yang berkelanjutan. Setiap individu tentunya menginginkan
suatu interaksi yang baik. Perilaku individu sangat mempengaruhi bagaimana ia
berinteraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi diantaranya imitasi,
identifikasi, sugesti, dan simpati.
Mahasiswa atau siswa, terutama dari
daerah atau luar wilayah perkuliahan identik dengan kehidupan lingkungan kost,
baik dengan teman lama atau yang baru dikenal. Interaksi di dalam pergaulan
mereka tidak menentu, terkadang harmonis, tidak jarang pula timbul konflik.
Penyusun
merasa tertarik akan bagaimana simpati sangat berpengaruh dalam interaksi
disamping ketiga faktor lainnya. Dan karena penyusun sendiri berada di
lingkungan kost, maka penyusun mencoba menyusun tema ini dengan judul “Pengaruh
Simpati terhadap Interaksi Pergaulan Anak Kos”.
B. Tujuan Penulisan
Dalam membahas tema ini, diharapkan
penyusun dan pembaca dapat memperkaya ilmu sosiologi yang berkaitan dengan
dinamika kehidupan sosial dan konflik dalam interaksi sosial.
C. Ruang Lingkup Studi Kasus
Dalam pembahasan ini, penyusun hanya
membatasi pembahasan mengenai bagaimana kehidupan di lingkungan kost,
pengertian interaksi dan simpati serta pengaruh simpati terhadap interaksi
antar individu di lingkungan kost.
D. Perumusan Masalah Studi Kasus
Masalah-masalah yang akan coba dibahas
dalam studi kasus ini ialah:
1. Apa
itu simpati?
2. Apa
yang dimaksud dengan Interaksi sosial?
3. Bagaimana
pergaulan dan interaksi lingkungan kost?
4. Bagaimana
pengaruh simpati bagi interaksi sosial dalam lingkungan kost?
E. Manfaat Pembahasan
Manfaat bagi Penyusun & Pembaca:
Dengan pembahasan ini akan sedikit
menambah khasanah kita tentang kehidupan sosial yang penuh dinamika, memperluas
wawasan tentang kajian ilmu sosiologi dan dapat memposisikan dan memahami
interaksi dalam kehidupan anak kos. Dengan pembahasan ini pembaca dapat
memahami dan melihat bagaimana interaksi yang baik dalam lingkungan sosial,
dalam kajian ini khususnya lingkungan kehidupan kost.
F. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan sebagai bekal
penulisan, penulis mengumpulkan data sebagai laporan studi kasus dengan
beberapa cara, yaitu :
1. Kajian
Kepustakaan
penulis
membaca berbagai referensi mengenai tema yang akan diusung baik melalui buku
maupun internet.
2. Observasi
Di
sini penulis sebagai pengamat langsung yang terjun dalam lingkungan yang
dimaksud di atas.
3. Wawancara
Penulis
melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung kepada beberapa
subjek yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN STUDI KASUS
PENGARUH SIMPATI TERHADAP INTERAKSI
PERGAULAN ANAK KOST
A. Pengertian
Simpati
Simpati adalah suatu
proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan
apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan
memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian
pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan
persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa
simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya.
Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud
rasa simpati seseorang.[1]
Simpati dapat timbul karena persamaan
cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari
daerah yang sama dan sebagainya.
Simpati merupakan perasaan rasa
tertarik kepada orang lain. Oleh karena simpati merupakan perasaan, maka simpati
tidak timbul atas dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan atau
emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan
berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak
memberikan penjelasan lebih lanjut. Di samping individu mempunyai kecenderungan
tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak
orang lain, ini yang sering disebut antipati. Jadi kalau simpati itu bersifat
positif, maka antipati bersifat negatif.[2]
B. Simpati
dalam Interaksi Sosial
Interaksi sosial
merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilaisosial yang berlaku dan diterapkan di
dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang
berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika
aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak
adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri
tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya
manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan
selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat
berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono
Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci
semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar
satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang
saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk
kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan
bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial
karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar
satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.[3]
Dalam simpati, perasaan memegang
peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada
kedua belah pihak Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan,
hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari
pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya,
mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa
simpati seseorang. Simpati diartikan menempatkan diri kita secara imajinatif
dalam posisi orang lain [Bennet, 1972:66]
C. Kehidupan
Lingkungan Kost
Anak kost yang berasal dari daerah lain
atau kota lain yang biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat
berbeda dengan daerah yang mereka tinggali untuk sekarang ini contohnya bisa
kita lihat dari segi sosial, budaya mereka dari asal mereka sendiri dan ekonomi
mereka sangatlah jauh berbeda dengan daerah yang mereka tinggali di lingkungan
kost. Sehingga mau tak mau mereka yang berasal dari daerah lain
atau kota lain harus bisa menyesuaikan diri. Tentu saja dengan tidak
melupakan sistim sosial dan budaya mereka masing-masing. Karena jika mereka
melupakan budaya mereka sendiri, berarti mereka tidak menyenangi budaya daerah
mereka sendiri.
Tidak jarang para penghuni dalam satu
lingkungan kost terdapat beraneka ragam latar belakang suku. Latar belakang
suku kadang menimbulkan perbedaan yang memicu konflik baik antar individu
maupun kelompok dalam lingkungan kost. Perbedaan suku terkadang menimbulkan
cara pandang yang berbeda mengenai pemikiran mereka. Sedangkan dalam lingkungan
kost terdapat aturan umum untuk interaksi yang baik untuk membina hubungan
pertemanan yang harmonis.
Kehidupan bersama dalam segala kondisi
maupun problematika kehidupan yang dihadapi mendorong para penghuni kost untuk
membina hubungan yang tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi ikatan emosi yang
kuat.
D. Pentingnya
Simpati bagi Interaksi Individu di Lingkungan Kost
Pada dasarnya, pengertian luas mengenai
proses penyesuaian itu terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan
lingkungan sosialnya, yang dituntut dari individu, tidak hanya mengubah
kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan
di luar, dalam lingkungan tempat ia hidup, tetapi ia juga dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan macam-macam kegiatan
mereka. Maka, orang yang ingin menjadi anggota dari suatu kelompok, ia berada
dalam posisi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kelompok itu.[4]
Perbedaan persepsi menjadi biang
terjadinya salah pengertian dan konflik. Perbedaan persepsi adalah perbedaan
cara memaknai pengalaman bagi setiap orang. Karena perbedaan dunia, atau
perbedaan persepsi inilah, simpati kepada setiap orang menjadi hal yang sangat
penting dalam interaksi sosial. Kegagalan memahami dunia orang lain melalui
simpati, adalah kegagalan dalam membangun interaksi sosial yakni kegagalan di
dalam pergaulan sehari-hari.
Hidup di Lingkungan kos berarti
menghadapi kehidupan dalam lingkungan yang berbeda dengan kehidupan sebelumnya
(keluarga). Konflik dalam lingkungan kehidupan kos yang tidak dapat dihindari
dalam suatu interaksi perlu untuk dibenahi.
Proses adaptasi menjadi hal yang
diutamakan dalam hal ini. Simpati memegang peranan penting bagi terbentuknya
interaksi yang saling memahami atar mereka. Dengan simpati, walaupun adanya
perbedaan persepsi, pemikiran, dan kemauan individu antar penghuni kost, hal
itu dapat diselaraskan dan dipahami sebagai suatu perbedaan yang wajar sebagai
terbentuknya jalinan emosi yang erat.
Pertanyaan selanjutnya adalah,
bagaimana membangun simpati pada orang lain? Pertama, prasayaratnya adalah
rendah hati. Sifat rendah hati, siapa pun Anda, menjadi kunci pembuka pintu
simpati orang lain. Sebab, manakala seseorang sudah berani–disengaja atau
tidak—memposisikan diri “Aku lebih hebat dari pada Anda” atau “Anda lebih hebat
dari pada orang lain”, pintu simpati telah tertutup rapat. Kedua,
fleksibelitas. Ada kecendurangan diantara kita untuk “memaksa” orang lain untuk
memahami apa yang kita inginkan/pikirkan. Ada “pemaksaan” bahwa apa yang kita
pikirkan, kita petakan dalam pikiran, dianggap sama dengan apa yang dipikirkan
oleh orang lain. Yang perlu diingat setiap orang memiliki dunianya sendiri,
memiliki persepsinya sendiri meski dalam hal/barang yang sama.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpati adalah suatu
proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan
apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Simpati ini merupakan
salah satu faktor dalam interaksi.
Kehidupan bersama dalam segala kondisi
maupun problematika kehidupan yang dihadapi mendorong para penghuni kost untuk
membina hubungan yang tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi ikatan emosi yang
kuat. Simpati memegang peranan penting bagi terbentuknya interaksi yang saling
memahami atar mereka. Dengan simpati, walaupun adanya perbedaan persepsi,
pemikiran, dan kemauan individu antar penghuni kost, hal itu dapat diselaraskan
dan dipahami sebagai suatu perbedaan yang wajar sebagai terbentuknya jalinan
emosi yang erat.
B. Saran
Setelah mengerti akan arti
penting simpati dalam suatu interaksi baik lingkungan kost maupun interaksi
kelompok lainnya, marilah bersama kita bersimpati sebelum meminta tindakan yang
layak dari orang lain. Karena simpati berasal dari dalam diri emosi kita,
hendaknya kita memulainya. Bersimpatilah..
0 comments:
Post a Comment