Tugas 5 Mempengaruhi Sikap dan Perilaku

Tuesday, January 14, 2014

Tugas Softskill
Perilaku Konsumen





“Mempengaruhi Sikap dan Perilaku”









Nama                     : Ima Mulia Masnaria
NPM                      : 19211144
Dosen                     : Tomi Adi Sumiarso, SE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Softskill Perilaku Konsumen yang berjudul Mempengaruhi Sikap dan Perilaku. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada dosen saya pak Tomi Adi Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material, di dalam penyusunan tugas Perilaku Konsumen ini. Dan tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang saya dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala saran perbaikan dari semua pihak dangat di harapkan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan tugas-tugas berikutnya. Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas saya mendapat nilai yang baik, dan tugas ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran saya dalam materi Perilaku Konsumen.
Bekasi, 14 Januari 2014


Ima Mulia Masnaria




PENGARUH SIMPATI TERHADAP INTERAKSI PERGAULAN ANAK KOST

BAB I
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Penulisan
Manusia selain makhluk individual adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi.
Kehidupan kelompok tidak terlepas dari adanya interaksi yang berkelanjutan. Setiap individu tentunya menginginkan suatu interaksi yang baik. Perilaku individu sangat mempengaruhi bagaimana ia berinteraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi diantaranya imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati.
Mahasiswa atau siswa, terutama dari daerah atau luar wilayah perkuliahan identik dengan kehidupan lingkungan kost, baik dengan teman lama atau yang baru dikenal. Interaksi di dalam pergaulan mereka tidak menentu, terkadang harmonis, tidak jarang pula timbul konflik.
Penyusun merasa tertarik akan bagaimana simpati sangat berpengaruh dalam interaksi disamping ketiga faktor lainnya. Dan karena penyusun sendiri berada di lingkungan kost, maka penyusun mencoba menyusun tema ini dengan judul “Pengaruh Simpati terhadap Interaksi Pergaulan Anak Kos”.  

B. Tujuan Penulisan
Dalam membahas tema ini, diharapkan penyusun dan pembaca dapat memperkaya ilmu sosiologi yang berkaitan dengan dinamika kehidupan sosial dan konflik dalam interaksi sosial.

C. Ruang Lingkup Studi Kasus
Dalam pembahasan ini, penyusun hanya membatasi pembahasan mengenai bagaimana kehidupan di lingkungan kost, pengertian interaksi dan simpati serta pengaruh simpati terhadap interaksi antar individu di lingkungan kost.

D. Perumusan Masalah Studi Kasus

Masalah-masalah yang akan coba dibahas dalam studi kasus ini ialah:
1.      Apa itu simpati?
2.      Apa yang dimaksud dengan  Interaksi sosial?
3.      Bagaimana pergaulan dan interaksi lingkungan kost? 
4.      Bagaimana pengaruh simpati bagi interaksi sosial dalam lingkungan kost?

E.  Manfaat Pembahasan 
 Manfaat bagi Penyusun & Pembaca:
Dengan pembahasan ini akan sedikit menambah khasanah kita tentang kehidupan sosial yang penuh dinamika, memperluas wawasan tentang kajian ilmu sosiologi dan dapat memposisikan dan memahami interaksi dalam kehidupan anak kos. Dengan pembahasan ini pembaca dapat memahami dan melihat bagaimana interaksi yang baik dalam lingkungan sosial, dalam kajian ini khususnya lingkungan kehidupan kost.

F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan sebagai bekal penulisan, penulis mengumpulkan data sebagai laporan studi kasus dengan beberapa cara, yaitu :
1.      Kajian Kepustakaan
penulis membaca berbagai referensi mengenai tema yang akan diusung baik melalui buku maupun internet.
2.      Observasi
Di sini penulis sebagai pengamat langsung yang terjun dalam lingkungan yang dimaksud di atas.
3.      Wawancara
Penulis melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung kepada beberapa subjek yang bersangkutan.



BAB II
PEMBAHASAN STUDI KASUS

PENGARUH SIMPATI TERHADAP INTERAKSI PERGAULAN ANAK KOST

A.    Pengertian Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.[1]
Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari daerah yang sama dan sebagainya.
Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain. Oleh karena simpati merupakan perasaan, maka simpati tidak timbul atas dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Di samping individu mempunyai kecenderungan tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain, ini yang sering disebut antipati. Jadi kalau simpati itu bersifat positif, maka antipati bersifat negatif.[2]

B.     Simpati dalam Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilaisosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.[3]
Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang. Simpati diartikan menempatkan diri kita secara imajinatif dalam posisi orang lain [Bennet, 1972:66]

C.    Kehidupan Lingkungan Kost
Anak kost yang berasal dari daerah lain atau kota lain yang biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat berbeda dengan daerah yang mereka tinggali untuk sekarang ini contohnya bisa kita lihat dari segi sosial, budaya mereka dari asal mereka sendiri dan ekonomi mereka sangatlah jauh berbeda dengan daerah yang mereka tinggali di lingkungan kost. Sehingga mau tak mau mereka yang berasal dari daerah lain atau kota lain harus bisa menyesuaikan diri. Tentu saja dengan tidak melupakan sistim sosial dan budaya mereka masing-masing. Karena jika mereka melupakan budaya mereka sendiri, berarti mereka tidak menyenangi budaya daerah mereka sendiri.
Tidak jarang para penghuni dalam satu lingkungan kost terdapat beraneka ragam latar belakang suku. Latar belakang suku kadang menimbulkan perbedaan yang memicu konflik baik antar individu maupun kelompok dalam lingkungan kost. Perbedaan suku terkadang menimbulkan cara pandang yang berbeda mengenai pemikiran mereka. Sedangkan dalam lingkungan kost terdapat aturan umum untuk interaksi yang baik untuk membina hubungan pertemanan yang harmonis.
Kehidupan bersama dalam segala kondisi maupun problematika kehidupan yang dihadapi mendorong para penghuni kost untuk membina hubungan yang tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi ikatan emosi yang kuat.

D.    Pentingnya Simpati bagi Interaksi Individu di Lingkungan Kost
Pada dasarnya, pengertian luas mengenai proses penyesuaian itu terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari individu, tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan tempat ia hidup, tetapi ia juga dituntut untuk menyesuaikan  diri dengan adanya orang lain dan macam-macam kegiatan mereka. Maka, orang yang ingin menjadi anggota dari suatu kelompok, ia berada dalam posisi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kelompok itu.[4]
Perbedaan persepsi menjadi biang terjadinya salah pengertian dan konflik. Perbedaan persepsi adalah perbedaan cara memaknai pengalaman bagi setiap orang. Karena perbedaan dunia, atau perbedaan persepsi inilah, simpati kepada setiap orang menjadi hal yang sangat penting dalam interaksi sosial. Kegagalan memahami dunia orang lain melalui simpati, adalah kegagalan dalam membangun interaksi sosial yakni kegagalan di dalam pergaulan sehari-hari.
Hidup di Lingkungan kos berarti menghadapi kehidupan dalam lingkungan yang berbeda dengan kehidupan sebelumnya (keluarga). Konflik dalam lingkungan kehidupan kos yang tidak dapat dihindari dalam suatu interaksi perlu untuk dibenahi.
Proses adaptasi menjadi hal yang diutamakan dalam hal ini. Simpati memegang peranan penting bagi terbentuknya interaksi yang saling memahami atar mereka. Dengan simpati, walaupun adanya perbedaan persepsi, pemikiran, dan kemauan individu antar penghuni kost, hal itu dapat diselaraskan dan dipahami sebagai suatu perbedaan yang wajar sebagai terbentuknya jalinan emosi yang erat.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana membangun simpati pada orang lain? Pertama, prasayaratnya adalah rendah hati. Sifat rendah hati, siapa pun Anda, menjadi kunci pembuka pintu simpati orang lain. Sebab, manakala seseorang sudah berani–disengaja atau tidak—memposisikan diri “Aku lebih hebat dari pada Anda” atau “Anda lebih hebat dari pada orang lain”, pintu simpati telah tertutup rapat. Kedua, fleksibelitas. Ada kecendurangan diantara kita untuk “memaksa” orang lain untuk memahami apa yang kita inginkan/pikirkan. Ada “pemaksaan” bahwa apa yang kita pikirkan, kita petakan dalam pikiran, dianggap sama dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain. Yang perlu diingat setiap orang memiliki dunianya sendiri, memiliki persepsinya sendiri meski dalam hal/barang yang sama.[5]


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Simpati ini merupakan salah satu faktor dalam interaksi.
Kehidupan bersama dalam segala kondisi maupun problematika kehidupan yang dihadapi mendorong para penghuni kost untuk membina hubungan yang tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi ikatan emosi yang kuat. Simpati memegang peranan penting bagi terbentuknya interaksi yang saling memahami atar mereka. Dengan simpati, walaupun adanya perbedaan persepsi, pemikiran, dan kemauan individu antar penghuni kost, hal itu dapat diselaraskan dan dipahami sebagai suatu perbedaan yang wajar sebagai terbentuknya jalinan emosi yang erat.

B. Saran
 Setelah mengerti akan arti penting simpati dalam suatu interaksi baik lingkungan kost maupun interaksi kelompok lainnya, marilah bersama kita bersimpati sebelum meminta tindakan yang layak dari orang lain. Karena simpati berasal dari dalam diri emosi kita, hendaknya kita memulainya. Bersimpatilah..


0 comments: