Nama : Ima Mulia Masnaria
Npm : 19211144
Tugas ke 4 :“Kepribadian Nilai dan Gaya hidup”
Dosen : Tomi Adi Sumiarso, SE
Nilai Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya
boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang
yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan
teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian sebagai “Personalitiy is a social
stimus value”. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain.
Jadi bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, itulah kepribadian kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam
kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin
terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik.
Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang
bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
Ditandai adanya kecenderungan Trust – mistrust. Perilaku bayi
didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di
sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap
asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi
menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak
percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat
asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi
situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
2. Masa kanak-kanak awal (early
childhood)
Ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa
ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti
duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh
orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan
keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan
dari orang tuanya.
3. Masa pra sekolah (Preschool Age)
Ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini
anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia
terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut
masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut
menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak
mau berinisatif atau berbuat.
4. Masa Sekolah (School Age)
Ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai
kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif
mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan
berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena
keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia
menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini
dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Masa Remaja (adolescence)
Ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion.
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan
kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali
sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan
dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya
mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap
peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa
sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun
pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif,
dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham.
Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan
orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai
dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari
perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup
banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan
kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala
macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas.
Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
8. Masa hari tua (Senescence)
Ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa
ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah
dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan
di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih
memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena
faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam
situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih
ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan
tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur yang perlu dijelaskan,
yaitu sebagai berikut:
Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu
berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan
menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
Psikofisis, ini menunjukan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata
material fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara Aspek psikis dan fisik
dalam kesatuan kepribadian.
Istilah menetukan, berarti bahwa kepribadian mengandung
kecenderungan-kecenderungan menentukan (determinasi) yang memainkan peran aktif
dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu dalam melakukan
sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang perbuatan-perbuatan khusus dan di
dalam individu. Dalam arti kepribadian itu bukan hanya ada selama ada orang
lain bereaksi terhadapnya, tetapi lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi real
(keadan nayata), yang termasuk di dalamnya segi-segi neural dan fisiologis.
Unique (khas), ini menunjukan bahwa tidak ada dua orang yang
mempunyai kepribadian yang sama.
Menyesuaikan diri terhadap lingkungan, ini menunjukkan bahwa
kepribadian mengantari individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan
psikologisnya, kadang-ladang menguasainya. Jadi kepribadian adalah suatu yang
mempunyai fingsi atau arti Adaptasi dan menentukan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa
kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik)
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Dari beberpa difinisi yang telah dibuat oleh mereka, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Kepribadian itu merupakan suatu kebulatan, dan kebulatan itu
bersifat kompleks, sedang kekomplekskannya itu disebabkan oleh karena banyaknya
faktor-faktor dalam dan faktor-faktor lauar yang ikut menentukan kepribadian
itu. Paduan antara faktor-faktor dalam dan faktor-faktor luar itu menimbulkan
gambaran yang unik. Artinya tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang
benar-benar sama persis.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang
menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman
& Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang
ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai
atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain..Kepribadian bisa
dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi,
otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan
beradaptasi. Dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang
selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan
dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah
adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri
seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam
menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai
seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi
standar respon konsumen untuk berbagai situasi.
Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
-Mencerminkan perbedaan individu
kepribadian merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan
perilaku, maka kepribadian seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain
sekalipun anak kembar. Sehingga setiap konsumen tidak akam memberikan respon
yang sama untuk setiap stimuli pemasaran yang di sediakan konsumen. Bagi
manajer pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai acuan untuk membagi
pasar dalam beberapa kelompok.
-Konsisten
kepribadian memiliki keteraturan dan keseragaman perilaku. Intinya
seseorang bertindak dengan cara yang sama untuk berbagai situasi yang berbeda.
Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang, namun perilaku yang Nampak dapat
bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan, social budaya, psokologis dan
situasional. Hal ini wajar karena kepribadian hanyalah satu dari sekian banyak
factor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
-Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian adalah konsep psikologis, namun para peneliti
berpendapat bahwa kepribadian juga dipengaruhi oleh proses biologis dan
kebutuhan manusia.
-Akibat dari perilaku
Kepribadian tidak saja mempengaruhi bagaimana cara konsumen
bertindak dan merespon lingkungan tetapi juga cara mana yang digunakan.
-Kepribadian dapat berubah
Dalam beberapa situasi yang signifikan kepribadian dapat berubah.
Seorang perempuan yang baru melahirkan anaknya akan mengalami perubahan
kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun demikian perubahan
kepribadian ini akan berjalan bertahap.
-Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang
dogmatic tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru.
Sampai sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari Negara
tertentu yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan memproduksi
produk-produk yang berkualitas.
Personality seseorang, ditentukan oleh tiga hal yang saling
mendukung satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan,yakni,
· Genetik.Keturunan
· Lingkungan, mulai dari budaya,
lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan.
· Situasi, kepribadian seseorang bisa
berubah pada situasi-situasi tertentu.
Idealnya seseorang akan memiliki kepribadian yang tidak jauh beda
dengan leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan atau
situasi tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya berbeda dengan ciri
keperibadian keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang
dibagi dalam 9 tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup
dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan
menghindari marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,
mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan
membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi
orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami
perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan
menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala
sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak,
serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan
persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta
merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar
dari derita dan
8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan
diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan
lemah.
9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian,
menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.Kepribadian adalah organisasi
yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan,
kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi Dalam batasan
kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini
digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan
tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian
itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga
tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat
tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang
lain tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self
atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu
tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya
(bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana
dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang
bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik
hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang,
bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh
(negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang
imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002).
Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara
kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya
hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya
hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.Plummer (1983) gaya
hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal
yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta
sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002) yang mengatakan bahwa pola hidup
yang berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh seseorang berhubungan
dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu keputusan langkah
selanjutnya adalah tindakan.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama
kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama
keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang
memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan.
Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan
pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Gaya hidup menurut Hair dan McDaniel adalah cara hidup, yang
diidentifikasi melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang.
Penilaian gaya hidup dapat dilakukan melalui analisa psychografi. Psychografi
merupakan teknik analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen sehingga dapat
dikelompokkan berdasarkan karakteristik gaya hidupnya. Menurut Kasali gaya
hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya yang
dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan opini-opininya.
Pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen
berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest, Opinion, yaitu aktivitas,
interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi sikap
tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa mencerminkan
gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari apa yang disenangi,
ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama
kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama
keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang
memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan.
Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Begitu pula menurut Mowen dan Minor yang menyatakan bahwa penting
bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya
hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang konsisten, penggunaan waktu
konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas. Mowen dan Minor
menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup, bagaimana
mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.
Hal ini dinilai dengan bertanya kepada konsumen tentang aktivitas, minat, dan
opini mereka, gaya hidup berhubungan dengan tindakan nyata dan pembelian yang
dilakukan konsumen.
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang
sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan
pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat,
dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara
cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai kosnumen yang terus berubah
dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia
sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera
pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang
terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan
segmentasi pasar sasaran.
2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan
produk di pasar dengan menggunakan iklan.
3. Jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya
pada media-media yang paling cocok.
4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup
mereka.
Hubungan keduanya dalam perilaku konsumen
Keputusan pembelian
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri pembeli..Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas
rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).Gaya
hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
0 comments:
Post a Comment